sekali waktu sebuah kabar dari surat elektronik tiba
tentang kau yang menulis teman-temanmu dari atap bahasa
dalam sebuah buku
siang ini, di Kwitang aku mencarimu
di antara rak-rak kayu yang reot
di sela-sela buku yang lusuh
di setiap bau arak murahan calo-calo
-where are you Pelo?
aku tidak menemukanmu,
“enggadtzi….enggadtzi”
di luar toko sepertinya kau memanggilku pelan
aku bersikeras meyakinkan diri bahwa itu adalah suara yang sama
ketika kali pertama
kau menawarkan ku secangkir kopi
di sebuah kantin taman budaya
kuedarkan pandanganku ke segala arah
tapi yang kulihat hanya lalulintas yang ruet dan bising
hanya parade kening yang di dalamnya sirine terus berdenging
-yes man, I like the way you dance and sing!
telepon genggamku berdering
sebuah pesan singkat kubuka
dering yang berbeda dengan suara tifa, manik hitam atau koteka
“kau telah menemukanku di setiap puisi-puisi cinta yang kau benci
dan grafiti yang kau cemburui”
sebuah pesan tanpa nama, hanya angka-angka
serupa toko buku yang ditinggalkan pembacanya
Pejaten, 2009 (White Crow)
Jumat, 27 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar