Jumat, 27 Februari 2009
Untitle
sore itu, untuk kesekian kalinya
ribuan mesin berdarah daging berkerumun teratur
di atas debu-debu jalan, menunggu hijau berabad lamanya
lampu merah adalah palang pintu yang siap memuntahkan
mesin-mesin buas liar berlarian mengejar Jakarta
yang berlari, terus ke depan
dari pinggir trotoar kudengar kecemasan-kecemasan
yang dipahat dari teriakan-teriakan cerobong asap
bisingnya memecahkan jam digital di tengah jalan
kemudian menggelepar karena kehilangan kata-kata
Jakarta sore hari jadi gemuruh aspal
yang mengantarkan setiap kekasih pergi meninggalkan dirinya
Rawa Mangun, 2009(White Crow)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar